BAB
III
Rangkuman
MODEL
REGRESI DENGAN DUA VARIABEL
Bentuk
Model
Metode
Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least Square) (OLS)
Penghitungan konstanta (a) dan
koefisien regresi (b) dalam suatu fungsi regresi linier sederhana dengan metode
OLS dapat dilakukan dengan rumus-rumus :
Rumus Pertama (I)
Mencari
nilai b:

n(ƩX²) – (ƩX)²
mencar
nilai a :

n
Rumus ke (II)

Ʃx²
Mencari
nilai a

Tiga asumsi yang harus dipenuhi
dakam OLS yaitu :
1). Asumsi nilai harapan
bersyarat (conditional expected value) dari ei, dengan syarat X sebesar Xi,
mempunyai nilai nol.
2). Kovarian ei dan ej mempunyai
nilai nol. Nilai nol dalam asumsi ini menjelaskan bahwa antara ei dan ej tidak
ada korelasi serial atau tida berkorelasi (autocorrelation).
3). Varian ei dan ej sama dengan
simpangan baku (standar deviasi).
Asums
|
Ditanyakan
dalam E
|
Ditanyakan
dalam Y
|
Dtanyakan
untuk membahas
|
1
|
E(ei/Xi)
= 0
|
E (Yi/Xi)
=A+Bxi
|
Multikolinearitas
|
2
|
Kov
(ei , ej) = 0
i≠j
|
Kov
(Yi , Yj) = 0
i≠j
|
Autokorelasi
|
3
|
Var
(ei/Xi) = σ²
|
Var
(Yi/Xi) =σ²
|
Heteroskedastisitas
|
Perinsip-Perinsip Metode OLS
1.
Analisis
dengan regresi yaitu analisis untuk menentukan hubungan pengaruh antara
variabel
bebas terhadap variabel terikat. Regresi sendiri akan menghitung nilai a, b,
dan e (error),oleh karena itu dilakukan dengan cara matematis.
2.
Hasil
regresi akan menghasilkan garis regresi. Garis regresi ini merupakan
representasi dari bentuk arah data yang diteliti. Garis regresi disimbolkan
dengan Yˆ (baca: Y topi, atau Y cap), yang berfungsi sebagai Y
perkiraan. Sedangkan data disimbolkan dengan Y saja.
Menguji Signifikasi Parameter
Penduga
Pengujian
signifikansi variabel X dalam mempengaruhi Y dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: 1) pengaruh secara individual, dan 2) pengaruh secara bersama-sama.
Pengujian signifikansi secara individual pertama kali dikembangkan oleh R.A.
Fisher, dengan alat ujinya menggunakan pembandingan nilai statistik t dengan
nilai t tabel.
Apabila nilai statistik t lebih
besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka variabel X
dinyatakan signifikan
mempengaruhi Y. Sebaliknya, jika nilai statistik t lebih kecil dibanding dengan
nilai t tabel, maka variabel X dinyatakan tidak signifikan mempengaruhi Y.
Metode dengan membandingkan antara nilai statistik (nilai hitung) dengan nilai
tabel seperti itu digunakan pula pada pengujian signifikansi secara serentak
atau secara bersama-sama. Hanya saja untuk pengujian secara bersama-sama
menggunakan alat uji pembandingan nilai F. Hal Pengujian ini dikembangkan oleh
Neyman dan Pearson.
Perbandingan
antara uji t dan uji F
Hal
yang dibandingkan
|
Uji
t
|
Uji
F
|
Penemu
|
R.A.
Fisher
|
Neyman,
pearson
|
Signifikan
|
t hitung > t tabel
|
F hitung > F tabel
|
Tidak
signifikan
|
t hitung < t tabel
|
F hitung < F tabel
|
Pengujian
|
Individual
|
Ssrentak
|
Banyaknya
variabel
|
satu
|
Lebih
dari satu
|
Uji
t
Rumus
untuk mengetahui formula dari standar eror dari b :

(n-k)Ʃ(X1-X)²
Yt dan Xt adalah data variabel
dependen dan independen pada periode t
Yˆ adalah nilai
variabel dependen pada periode t yang didapat dari perkiraan garis regresi
X merupakan nilai
tengah (mean) dari variabel Independen e atau Yt -Yˆt
merupakan error term n adalah jumlah data observasi k adalah
jumlah perkiraan koefisien regresi yang meliputi a dan b (n-k)
disebut juga dengan degrees of freedom (df).
Jika pengujian nilai t
menggunakan pengujian satu arah atau one tail test, maka daerah tolak
hanya ada pada salah satu kutub saja. Bilai nilai t hitungnya negatif, maka
daerah tolak berada pada sebelah kiri kurva, sedang bila nilai t hitungnya
positif, maka daerah tolak berada pada sisi sebelah kanan.
Interpretasi Hasil Regresi
Setelah tahapan
analisis regresi dilakukan sesuai dengan teori-teori yang relevan, langkah terpenting
berikutnya adalah menginterpretasi hasil regresi.
Interpretasi yang dimaksudkan
disini adalah mengetahui informasi-informasi yang terkandung dalam hasil
regresi melalui pengartian dari angka-angka parameternya.
Perlu diingat bahwa nilai b juga
mencerminkan tingkat elastisitas variabel X. apabila nilai b
lebih besar dari angka 1 (satu),
maka dapat dipastikan bahwa variabel Budep sangat elastis. Artinya, besarnya tingkat
perubahan yang terjadi pada Budep akan mengakibatkan tingkat perubahan yang
lebih besar pada variabel Y (Inflasi).
Koefisien Determinasin (R²)
Nilai
a menjelaskan tentang seberapa besar faktor-faktor yang bersifat tetap mempengaruhi
inflasi, sedangkan nilai b mencerminkan tingkat elastisitas variabel X. Nilai t
sendiri mempertegas signifikan tidaknya variabel X dalam mempengaruhi Y.
Dari beberapa nilai yang
didapatkan tersebut, belum diperoleh keterangan tentang berapa besar pengaruh X
(budep) terhadap Y (inflasi).
Koefisien determinasi (R²) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan
satu (0<R²<1). Nilai R² yang mendekati 0 (nol) menunjukkan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati angka 1 (satu) menunjukkan variabel-variabel independen memuat hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Analisis
regresi adalah menjelaskan seberapa besar pengaruh tingkat signifikasi variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Hasil regresi masih perlu di
dipastikan apakah nilai
thit
apakah
sudah valis atau masih bias. Jika nilaisudah valid analisis regresi dapat
berhenti. Tapi apabila belum valid maka perlu dilakukan analisis
langkah-langkah lanjutan agar menjadi valid.
Kesimpulan
Analisis regresi
adalah menjelaskan berapa besar pengaruh tingkat signifikansi variable
independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Meskipun hasil regresi seperti
tertera pada persamaan di atas telah dapat diinterpretasi, dan dapat
menunjukkan inti tujuan analisis regresi, namun bukan berarti bahwa tahapan
analisis telah selesai hingga di sini. Hasil regresi di atas masih perlu dipastikan
apakah besarnya nilai thit ataupun angka-angka parameter telah
valid ataukah masih bias.
Jika nilai-nilai
tersebut sudah dapat dipastikan valid atau tidak bias, memang analisis regresi
dapat berhenti di sini saja. Tetapi, jika nilai-nilai belum dapat dipastikan
valid, maka perlu dilakukan langkah-langkah analisis lanjutan untuk menjadikan
parameter-parameter tersebut menjadi valid. Validitas (ketidakbiasan) informasi
dari nilai-nilai hasil regresi dapat diketahui dari terpenuhinya asumsi-asumsi
klasik, yaitu jika data variabel telah terbebas dari masalah Autokorelasi,
tidak ada indikasi adanya heteroskedastisitas, maupun tidak terjadi
multikolinearitas atau saling berkolinear antar variabel. Bahasan Asumsi Klasik
akan dibahas tersendiri.
Jawaban
a.
Regresi Linear Sederhana adalah Metode
Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat
antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya.
b.
Y=a+bX+e
c.
A atau a; merupakan konstanta atau intercept
B
atau b; merupakan koefisien regresi, yang juga menggambarkan tingkat
elastisitas variable independen
Y; merupakan
variabel dependen
X; merupakan
variabel independen
d.
Penulisan
symbol konstanta pada data populasi (FRP) menggunakan huruf besar, sedangkan
pada data sampel (FRS) penulisaannya menggunakan huruf kecil.
e.
Penulisan
symbol koefisien regresi pada data populasi (FRP) menggunkan huruf besar,
sedangkan pada tapa sampel (FRS) menggunakan huruf kecil.
f.
Standard error dapat digunakan untuk menentukan
dan mengontrol ukuran sample. Standard
error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau
statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga
dalam menduga parameter.
g.
Nilai
t di gunakan untuk menentukan posisi daerah tolaknya.
h.
Untuk menguji hipotesis bahwa b secara statistic
signifikan, perlu terlebih dulu menghitung standar error atau standar
deviasi dari b. Berbagai software computer telah banyak yang melakukan
penghitungan secara otomatis, tergantung permintaan dari user.
i.
Koefisien Determinasi pada
Regresi Linear. Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan
sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians
dari variabel terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi
(R).