BAB IV
REGRESI LINIER BERGANDA
Regresi linier berganda yaitu
jumlah X yang lebih dari satu artinya variabel X bisa berjumlah 2, 3 atau lebih
atau biasa disebut multiple linear regression. Sebagai misal bertambahnya
variabel X yaitu munculnya inflasi yang dipengaruhi oleh bunga deposito, nilai
tukar (kurs),jumlah uang beredar, kelangkaan barang dll.
Perubahan model
dari bentuk single ke dalam bentuk
multiple mengalami
beberapa perubahan, meliputi:
1)jumlah
variabel penjelasnya bertambah, sehingga
spesifikasi
model dan data terjadi penambahan.
2) rumus penghitungan nilai b mengalami
perubahan
3) jumlah degree
of freedom dalam menentukan nilai t juga berubah.
Model Regres
Linier Berganda
Model linier
berganda merupakan pengembangan dari medel regresi linier tunggal, tetapi dalam
regresi linier berganda variabel X lebih dari satu.
Bentuk model
yang sering dijumpai dalam beberapa literatur :
Y= A + B1X1
+ B2X2
+ B3X3
+.......... +
Y= B0
+ B1X1
+ B2X2
+B3X3
+.......... +
Y= a + b1X1
+ b2X2
+ b3X3
+.......... + bnXn
Y= b0
+
b1X1
+ b2X2
+ b3X3
+ .......... + b
Koefisien
Determinasi (R²)
Koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur goodness of fit dari persamaan regresi, melalui
hasil pengukuran dalam bentuk prosentase yang menjelaskan determinasi variabel
penjelas (X)
terhadap variabel yang dijelaskan (Y). Koefisien determinasi dapat dicari melalui
hasil bagi dari total sum of square (TSS) atau total variasi Y terhadap explained
sum of square (ESS) atau variasi yang dijelaskan Y. Dengan demikian kita
dapat mendefinisikan lagi R² dengan arti rasio antara variasi yang dijelaskan Y
dengan total variasi Y.

TSS
Total variasi Y
(TSS) dapat diukur menggunakan derajat deviasi dari masing-masing observasi
nilai Y dari rata-ratanya. Hasil pengukuran ini kemudian dijumlahkan
hingga mencakup seluruh
observasi.


Ʃ (Y - Ȳ)²
Yˆ (baca: Y cap) adalah nilai
perkiraan Y atau estimasi garis regresi.
Y (baca:
Y bar) adalah nilai Y rata-rata. Y cap diperoleh dengan cara
menghitung hasil
regresi dengan
memasukkan nilai parameter dan data variabel. Penghitungan nilai Y cap menjadi
penting untuk dilakukan agar mempermudah kita dalam menggunakan rumus R2 yang
telah ditentukan di atas.
Uji
F
Selan uji t
dilakukan pula pengujian secara bersama-sama, pengujian serentak tersebut
dilakukan dengan teknik analisis of variance (ANOVA) melalui pengujian F hitung
yang dibandingkan dengan nilai F tabel, yang disebut uji F.
Pada prinsipnya,
teknik ANOVA digunakan untuk menguji distribusi atau variansi means dalam
variabel penjelas apakah secara proporsional telah signifikan menjelaskan
variasi dari variabel yang dijelaskan. Untuk memastikan jawabannya, maka perlu
dihitung rasio antara
variansi means (variance
between means) yang dibandingkan dengan variansi di dalam kelompok variabel
(variance between group). Hasil pembandingan keduanya itu (rasio antara variance
between means terhadap variance between group) menghasilkan nilai F hitung,
yang kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung lebih
besar dibanding nilai F tabel, maka secara serentak seluruh variabel penjelas
yang ada dalam model signifikan mempengaruhi variabel terikat Y.
Sebaliknya, jika
nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel, maka tidak secara
serentak seluruh variabel penjelas yang ada dalam model signifikan mempengaruhi
variabel terikat Y.
H0 diterima atau
ditolak, adalah merupakan suatu keputusan jawaban terhadap hipotesis yang terkait
dengan uji F, yang biasanya dituliskan dalam kalimat sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = 0
Variabel penjelas secara serentak tidak signifikan mempengaruhi variabel yang dijelaskan.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0
Variabel penjelas secara serentak signifikan mempengaruhi variabel yang dijelaskan.
Uji F adalah
membandingkan antara nila F hitung dengan nilai F tabel, nilai F hitung dapat
dicari dengan menggunakan rumus :
F = R² / (k-1)

Soal
:
a.
jelaskan apa yang dimaksud
dengan regresi linier berganda?
Regresi
linier berganda yaitu jumlah X yang lebih dari satu artinya variabel X
bisa berjumlah 2, 3 atau lebih atau biasa disebut multiple linear regression.
Sebagai misal bertambahnya variabel X yaitu munculnya inflasi yang dipengaruhi
oleh bunga deposito, nilai tukar (kurs),jumlah uang beredar, kelangkaan barang
dll.
b. Model
regresi linier berganda
Bentuk
model yang sering dijumpai dalam beberapa literatur :
Y = a + bX + e
c.
uraikan arti dari notasi atas model yang
elah anda tuliskan ?
Y merupakan variabel dependen
X untuk variabel independen
a menunjukkan konstanta atau menjelaskan
tentang faktor yang bersifat tetap yang mempengaruhi Y
b koefisien regresi, menunjukkan tingkat
elastisitas variabel X
e error term (ceteris paribus) menjelaskan
batasan faktor yang mempengaruhi Y selain yang disebutkan.
d. Jelaskan
informasi apa yang dapat diungkap pada konstanta ?
Pada konstanta memiliki informasi untuk mengetahui
tentang seberapa besar faktor – faktor yang bersifat tetap mempengaruhi
variabel terikat.
e. Jelaskan
informasi apa yang dapat diungkap pada koefisien regresi ?
Pada koefisien regresi dapat kita ambil informasi,
jika semakin besar koefisien regresi, maka kontribusi perubahan semakin besar
atau sebaliknya.
f. sebutkan perbedaan-perbedaan antara model regresi
linier sederhana dengan model regresi linier berganda ?
Analisis regresi linier sederhana adalah analisis
regresi yang hanya melibatkan dua variabel saja, yaitu 1 (satu) variabel
dependen atau variabel tergantung dan 1 (satu) variabel independen atau
variabel bebas.
Analisis regresi linier berganda adalah analisis
regresi yang melibatkan lebih dari dua variabel, yaitu 1 (satu) variabel
dependen atau variabel tergantung dan lebih dari 1 (satu) variabel independen
atau bebas.
g. Jelaskan mengapa rumus untuk mencari nilai b pada
model regresi linier erganda berbeda dengan model regresi linier sederhana ?
pencarian nilai b pada single linier berbeda dengan multiple
linier. Perbedaan ini muncul karena jumlah variabel penjelasnya bertambah.
Semakin banyaknya variabel X ini maka kemungkinan-kemungkinan yang menjelaskan
model juga 77 mengalami pertambahan. Dalam single linierkemungkinan
perubahan variabel lain tidak terjadi, tetapi dalam multiple
linier hal itu terjadi. Misalnya, Jika terjadi perubahan pada X1,
meskipun X2konstan, akan mampu merubah nilai harapan dari Y. Begitu pula,
perubahan pada X2, meskipun X1 konstan, akan mampu merubah nilai harapan
dari Y. Perubahan yang terjadi pada X1 atau X2 tentu mengakibatkan
perubahan nilai harapan Y atau E(Y/X1,X2) yang berbeda. Oleh karena itu
pencarian nilai b mengalami perubahan.
h. jelaskan apakah pencarian nilai t juga mengalami
perubahan! kenapa?
Pencarian nilai t mempunyai kesamaan dengan model regresi linier sederhana,
hanya saja pencarian Sb nya yang berbeda. Dengan diketahuinya nilai t
hitung masing-masing parameter, maka dapat digunakan untuk mengetahui
signifikan tidaknya variabel penjelas dalam mempengaruhi variabel terikat.
Untuk dapat mengetahui apakah signifikan atau tidak nilai t hitung tersebut,
maka perlu membandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih
besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka variabel penjelas tersebut
signifikan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil darit tabel, maka
variabel penjelas tersebut tidak signifikan.
i.
Uraikan bagaimana menentukan nilai t
yang signifikan !
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk
menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara
sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan
mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F
(lihat perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full
Model/Enter). Atau bisa diganti dengan Uji metode Stepwise.
j.
Jelaskan apa kegunaan nilai F!
Uji F
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi
dapat berlaku untuk populasi.
K. Bagaimana
menentukan nilai F yang signifikan !
Uji
F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan Tabel
F: F Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel,
(Ho di tolak Ha diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom
signifikansi pada Anova (Olahan dengan SPSS,
Gunakan Uji
Regresi dengan Metode Enter/Full Model). Model signifikan
selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang
menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau
5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka model tidak
signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar
dari alpha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar